SEISMOLOGI
Seismologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu seismos yang
berarti getaran atau goncangan dan logos yang berarti risalah atau ilmu
pengetahuan. Orang Yunani menyebut gempa bumi dengan kata-kata seismos tes ges
yang berarti Bumi bergoncang atau bergetar. Perangkat yang di pakai Pada
ilmu Seismologi untuk mengukur dan mencatat gempa bumi disebut seismograf. Pada
prinsipnya, seismograf terdiri dari gantungan pemberat dan ujung lancip seperti
pensil. Dengan begitu, dapat diketahui kekuatan dan arah gempa lewat gambaran
gerakan bumi yang dicatat dalam bentuk seismogram.
Gambar 1. Data Seismometer di Indonesia |
Seismogram atau rekaman gerakan tanah, atau grafik aktivitas gempa bumi
sebagai fungsi waktu yang dihasilkan oleh seismometer. Rekaman ini dapat
dipergunakan salah satunya untuk menentukan magnitudo gempa tersebut.
TEKTONIK LEMPENG DAN SEISMOLOGI
Teori
tektonik lempeng adalah teori yang sederhana. Secara singkat, teori ini
mendeskripsikan lapisan terluar Bumi yang disebut dengan litosfer. Sebuah
lapisan yang keras terdiri atas batuan yang kuat. Lapisan ini pecah menjadi
tujuh bagian besar (dan beberapa bagian kecil) yang disebut dengan lempeng
tektonik. Lempeng tektonik juga disebut lempeng litosfer. Lempeng tektonik ini
mengapung di atas lapisan yang disebut astenosfer. Astenosfer seperti juga
litosfer tersusun atas batuan. Tapi astenosfer sangat panas di mana satu sampai
dua persen batuan di dalamnya meleleh. Sehingga astenosfer bersifat plastis dan
lembek.
Banyak
dari aktivitas utama geologi di bumi terjadi pada batas lempeng (plate
boundary) yaitu zona di mana lempeng tektonik bertemu dan berinteraksi. Lempeng
yang bersisian dapat berpindah relatif satu dengan lainnya dalam tiga cara.
Pada batas divergen (divergent boundary), dua lempeng saling menjauh. Pada
batas konvergen (convergent boundary), dua lempeng saling bertemu. Pada batas
transform (transform boundary), dua lempeng bergerak bersisian secara
horizontal. Interaksi lempeng pada batas lempeng menyebabkan terbentuknya
rangkaian pegunungan, gempabumi, dan erupsi gunungapi.
Gambar 2. Konsep Tektonik Lempeng |
PROSES
TEKTONIK LEMPENG
Convection
Mantle
Mantel
memanas akibat peluruhan radioaktif dan akibat pemanasan dari bawah oleh inti
Bumi. Walaupun mantel terdiri batuan padat (kecuali bagian kecil di mana mantel
meleleh di astenosfer) tapi mantel sangat panas dan selama waktu geologi
mengalir lambat. Batuan panas naik dari kedalaman mantel menuju litosfer,
bagian yang dingin masuk ke dalam mantel.
Gravitational
Sliding
Gravitasi
dapat menyebabkan lempeng tergelincir jauh dari pusat zona pemekaran beberapa
centimeter per tahun, seperti kereta luncur yang meluncur menuruni bukit salju.
Mantle
Plumes
Mantle
plumes adalah kolom panas yang naik dari dalam mantel. Proses ini terjadi
karena batuan pada beberapa bagian di mantel lebih panas dan lebih ringan dari
bagian sekitarnya di mantel. Sumber panas yang menyebabkan mantel plume bisa
jadi berasal dari inti bumi atau peluruhan radioaktif di dalam mantel.
Kuantitas magma dalam jumlah banyak yang membentuk mantel plume dan naik
ke permukaan Bumi pada lokasi gunungapi disebut hot spot. Karena mantel plume
berasal dari dalam mantel, erupsi gunungapi hot spot biasanya terjadi di bagian
dalam/tengah lempeng tektonik, jauh dari batas lempeng.
Beberapa
ahli geologi mengatakan mantel plume bisa jadi disebabkan oleh pusat pemekaran
yang baru di litosfer. Saat pemekaran terjadi, mekanisme dorongan dan tarikan
akan menjaga lempeng bergerak, sekalipun mantel plume padam.
LEMPENG
Batas
Lempeng Divergen (Divergent Plate Boundaries)
Batas
lempeng divergen dikenal juga dengan spreading center dan rift
zone, yaitu dua bagian yang memisah/mekar.
Pematang
Tengah Samudera (Mid Ocean Ridge)
Pematang
tengah samudera adalah pemekaran yang terjadi di samudera.
Retakan
Benua (Splitting Continent)
Retakan
benua adalah pemekaran yang terjadi pada benua. Rift Valley berkembang di zona
pemekaran benua akibat kerak benua meregang, pecah, dan terbenam akiba ditarik
terpisah.
Batas
Lempeng Konvergen (Convergent Plate Boundaries)
Pada
batas lempeng konvergen, lempeng litosfer saling bertemu. Konvergen dapat
terjadi antara lempeng benua dengan lempeng benua, antara lempeng benua dengan
lempeng samudera, dan antara lempeng samudera dengan lempeng samudera.
Ketika
dua lempeng saling bertemu, lempeng yang lebih padat akan bergerak ke bawah
lempeng yang lain dan masuk ke mantel. Proses ini disebut subduksi (subduction).
Secara umum, hanya litosfer samudera yang dapat masuk ke mantel. Zona subduksi
sangat panjang. Lajurnya sepanjang lempeng litosfer yang masuk ke dalam mantel.
Ketika
lempeng samudera bertemu lempeng benua maka lempeng samudera yang padat akan
masuk ke mantel di bawah benua. Banyak zona subduksi berlokasi di tepi benua (continent
margin).
Pada
awal pembentukan litosfer samudera panas, tipis dan terang tapi saat menjauh
dari mid ocean ridge litosfer samudera menjadi tua, dingin, tebal dan padat.
Dengan demikian, densitas dari litosfer samudera meningkat berdasarkan umur.
Jika
dua lempeng benua saling bertemu maka tak ada yang dapat masuk ke dalam mantel
karena keduanya memiliki densitas yang rendah. Dua lempeng benua saling
bertubrukan satu sama lain membentuk rangkaian gunung yang besar.
Batas
Lempeng Transform (Transform Plate Boundaries)
Batas
lempeng transform terbentuk di mana dua lempeng bersisian secara horizontal
satu sama lain dan bergerak dengan arah yang berlawanan. Tipe batas lempeng ini
dapat terjadi pada lempeng samudera dan lempeng benua.
ANATOMI
LEMPENG TEKTONIK
Lempeng
tektonik dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sebuah lempeng adalah sebuah pecahan
dari litosfer. Dengan demikian yang termasuk dalam lempeng adalah kerak dan
mantel bagian atas.
2. Dalam sebuah lempeng dapat mencakup
kerak samudera dan kerak benua. Ketebalan rata-rata litosfer yang mencakup
kerak samudera adalah 75 Km, sebaliknya litosfer yang mencakup benua 125 Km.
Litosfer bisa jadi setebal 10 – 15 Km pada pusat pemekaran samudera.
3. Lempeng bersusunan keras, secara
mekanik tersusun atas batuan yang keras.
4. Lempeng mengapung di atas batas yang
panas, astenosfer yang plastis, dan meluncur secara horizontal di atasnya.
5. Perilaku lempeng sama seperti papan
besar es yang mengapung di atas danau, sedikit lentur seperti skater, mengikuti
pergerakan vertikal yang kecil. Secara umum merupakan lembaran batuan besar dan
utuh yang bergerak.
6. Tepi lempeng adalah daerah aktif
tektonik. Gempabumi dan gunungapi umum terdapat pada batas lempeng. Sebaliknya
bagian dalam litosfer biasanya merupakan daerah stabil secara tektonik.
7. Pergerakan lempeng tektonik
bervariasi mulai dari 1 – 16 cm per tahun.
KONSEKUENSI
PERGERAKAN LEMPENG
Beberapa
konsekuensi dari pergerakan lempeng adalah terbentuknya gunungapi, terjadi
gempabumi, pembentukan gunung, palung samudera, migrasi benua dan samudera.
Gunungapi
Erupsi
gunugapi terjadi saat magma yang panas naik ke permukaan bumi. Erupsi gunungapi
biasanya terjadi pada batas lempeng divergen dan konvergen. Terdapat tiga
faktor yang dapat melelehkan batuan menjadi magma dan menyebabkan erupsi
gunungapi. Yang paling nyata adalah kenaikan temperatur. Batuan panas
juga akan meleleh menjadi magma jika ada penurunan tekanan atau jika air masuk
ke dalamnya.
Gambar 3. Ledakan Gunung Api di Pinatubo (1991) dan di Mount St. Helens (1980) |
Pada
batas divergen, astenosfer yang panas naik mengisi celah antara dua lempeng
yang memisah. Penurunan tekanan menyebabkan astenosfer naik. Hasilnya,
bagian-bagian astenosfer meleleh membentuk magma basaltik yang sangat banyak,
lalu keluar ke permukaan bumi. Mid ocean ridge adalah rangkaian gunungapi dan
aliran lava dasar laut yang terbentuk pada batas lempeng divergen. Gunungapi
biasanya juga terbentuk pada pemekaran benua.
Pada
batas lempeng konvergen, litosfer samudera yang padat masuk ke dalam
astenosfer. Lempeng membawa air, lumpur, dan batuan pada lantai samudera.
Lempeng masuk ke dalam mantel dan menjadi panas. Panas memindahkan air naik ke
astenosfer yang panas di bawah lempeng berlawanan. Air melelehkan batuan
astenosfer membentuk magma dalam jumlah besar pada zona subduksi. Magma naik ke
litosfer, beberapa yang keras masuk ke litosfer dan beberap tererupsi ke
permukaan bumi.
Gempabumi
Gempabumi
biasanya terjadi di tiga batas lempeng tektonik, dan biasanya jarang terjadi
pada bagian dalam lempeng tektonik. Gempa terkonsentrasi pada batas lempeng
karena batas lempeng adalah zona rekahan pada litosfer di mana lempeng yang
satu tergelincir pada lempeng yang lain. Bidang gelincir jarang yang halus dan
berlanjut/terus menerus. Rekahan bisa jadi terkunci selama berbulan-bulan atau
ratusan tahun. Tiba-tiba, lempeng tergelincir beberapa centimeter atau beberapa
meter pada lempeng lainnya. Gempabumi adalah gerakan batuan yang disebabkan
oleh pergerakan yang tiba-tiba itu.
Gambar 4. Sumber-sumber Gempa |
Pembentukan
Gunung
Banyak
dari rangkaian gunung terbentuk pada zona subduksi. Volume magma yang besar
naik ke kerak menyebabkan terbentuknya pegunungan. Erupsi gunungapi membentuk
rangkaian gunungapi. Rangkaian gunungapi juga terbentuk pada zona pemekaran.
Palung
Samudera
Palung
samudera panjang mengikuti batas pada lantai samudera yang berkembang di mana
subduksi masuk ke dalam mantel. Sebuah palung dapat terbentuk dimanapun
subduksi terjadi. Palung adalah bagian paling dalam pada cekungan
samudera.
Migrasi
Benua dan Samudera
Perpindahan
benua terjadi pada permukaan bumi karena benua merupakan bagian dari lempeng
litosfer yang bergerak. Saat benua berpindah, cekungan samudera terbuka dan
menutup selama waktu geologi.
SUPERKONTINEN
Antara
2 – 1.8 miliar juta tahun lalu, pergerakan lempeng tektonik menyatukan
mikrokontinen membentuk superkontinen pertama yang dikenal dengan Pangea I.
Setelah Pangea I retak sekitar 1.3 miliar tahun lalu, fragmen kerak benua
berkumpul kembali membentuk superkontinen kedua yang disebut Pangea II, sekitar
1 miliar tahun lalu. Kontinen ini kemudian pecah, lalu pecahan kontinen ini
mengumpul kembali menjadi superkontinen ketiga yang disebut Pangea III, sekitar
300 juta tahun lalu.
ISOSTASI:
PERGERAKAN LEMPENG SECARA VERTIKAL
Perhatikan
perahu kecil yang masuk ke dalam air saat kita menginjakkan kaki ke perahu dan
perahunya naik lagi saat kita keluar dari perahu. Perilaku litosfer sama
seperti ini. Jika massa yang besar ditambahkan ke dalam litosfer maka litosfer
akan terbenam di astenosfer. Proses yang menambah dan mengurangi massa pada
litosfer adalah pertumbuhan dan pelelehan glasier dalam jumlah besar.
Konsep
di mana litosfer mengapung seimbang di atas astenosfer disebut isostasi.
Pergerakan vertikal sebagai respon terhadap perubahan beban disebut penyesuaian
isostatik (isostatic adjusment). Gunung es yang besar memiliki puncak
yang tinggi dan dasarnya masuk jauh ke bawah permukaan air. Ini adalah
ilustrasi untuk isostatic adjusment. Rangkaian pegunungan yang tinggi memiliki
“akar” yang dalam dibanding dataran. Dasar gunung es yang tinggi lebih
dalam dibanding dasar gunung es yang lebih kecil. Perilaku litosfer sama dengan
ini.
Komentar
Posting Komentar