BUMI DALAM TATA SURYA

    1.      PEMBENTUKKAN BUMI



                                                    gambar 1. kenampakkan luar bumi


          Pada mulanya manusia mengira bumi berbentuk datar, dikelilingi oleh samudera sehingga orang tidak berkeinginan untuk berlayar jauh dilautan (takut jatuh). Namun, sekitar 1500 SM bangsa mesir telah berhasil mengamati jalannya matahari dan bulan sehingga dapat menciptakan kalender. Sekitar tahun 585, ilmuwan yunani, dengan mengamati gerhana bulan, menyimpulkan bahwa bulan memantulkan cahay matahari. Tidak lama kemudian, phytagoras mengemukakan pandangannya bahwa bumi berbentuk bulat. Pada waktu itu orang masih percaya bahwa bumi adalah pusat alam semesta, dikelilingi oleh bulan dan matahari. Sekitar tahun 200 SM, seorang ahli matematika berhasil menghitung keliling bumi. Kemudian sejak awal tahun masehi higga abad XV, ilmu astronomi yang kebanyakan berpusat di Arab berkembang dengan pesat. Selanjutnya, sejak awal tahun1600-an, dengan kemajuan ilmu astronomi itu, orang menyadari bahwa bumi bukanlah pusat alam semesta, melainkan hanya salah satu planet yang mengelilingi matahari. Tiga abad kemudian (1918) muncul kesimpulan baru bahwa matahari bukanlah pusat alam semesta, melainkan hanya salah satu dari jutaan bintang yang ada di alam semesta yang membentuk gugus yang disebut galaksi, dan dinamai galaksi milky way atau bima sakti. Hingga saat ini ada sekitar dua puluh galaksi yang telah berhasil dipetakan.
Galaksi terbesar disebut galaksi Andromeda yang berbentuk spiral yang terletak dua juta tahun cahaya dari galaksi Bimasakti. Galaksi yang terdekat terletak 160.000 tahun cahaya, disebut awan Magellan. Galaksi bimasakti juga berbentuk spiral, dengan matahari terletak pada lengan spiral pada jarak 30.000 tahun cahaya dari pusat galaksi yang dikelilingnya.     
Matahari memerlukan waktu 225 juta tahun untuk mengelilingi pusat galaksi, dan sejak terbentuknya ia telah mengililingi pusat itu sebanyak 20 kali.

Galaksi diperkirakan mengandung 10.000 – 100.000 milyar jenis bintang dengan garis tengah 100. 000 tahun cahaya (9,5 x 1016 km). Bandingkan dengan jari jari bumi yang hanya 6378 km, garis tengah matahari yang 1.390.000 km, dan jarak bumi-matahri yang 149.500.000 km. di antara ratusan ribu juta bintang dalam galaksi bimasakti, matahari adalah satu diantaranya. Matahri di kelilingi oleh Sembilan planet utama, selain oleh serpihan batu dan logam (asteroid) yang tak terhingga banyaknya.

     
    2.   STRUKTUR DALAM BUMI

          Pengetahuan kita tentang struktur dalam bumi masih sangat terbatas. Lubang terdalam yang pernah digali orang adalah sekitar 2100 m di Brazil. Sementara itu, batuan terdalam yang pernah dipelajari orang berasal dari kedalaman 8000 m, diambil dengan pengeboran dalam. Namun, ahli Seismologi telah berhasil mengembangkan teknik untuk mempelajari struktur dalam bumi, yang bersama dengan ahli Geokimia mencoba mengupas pengertian tentang struktur dalam bumi.
Berdasarkan perhitungan dan penafsiran yang dilakukan oleh ahli Seismologi, bumi dapat dibagi kedalam tiga lapisan utama, yaitu kerak, selubung (mantel) dan inti bumi. Kerak bumi memiliki ketebalan yang beragam; di daerah samudera tebalnya sekitar 10 km, sementara dibagian benua tebalnya beragam antara 30 hingga 40 km. Batas antara kerak dan selubung bumi dinamakan mohorovicic atau biasa disebut bidang moho. Bidang dikontinu yang lebih dalam lagi ialah antara selubung dan inti bumi, yaitu pada kedalaman 2900 km. 



                                                          gambar 2. Struktur dalam bumi

Ø  Kerak bumi
Pada bagian atas kerak bumi dijumpai batuan sedimen. Dari data gelombang gempa, di bawahnya dijumpai dua lapisan, yaitu batuan granitis di bagian atas dan batuan yang bersifat basaltis di bagian bawahnya. Batas kedua lapisan batuan ini kurang jelas, namun bidang diskontinu-nya disebut bidang diskontinu Conrad.  Pada kerak bumi di samudera, atuan yang bersifat asam tidak dijumpai. Kerak bumi pada bagian benua dan samudera memilki perbedaan yang sangat kontras, sebagaimana yang ditunjukan oleh hasil analisis gelombang gempa.

Batuan kerak bumi sangat heterogen. Contohnya, pada bagian benua yang berumur tua atau disebut perisai prakambrium, batuan yang utama terdiri atas batuan beku dan metamorfosa derajat tinggi. Batuan yang terkandung dalam lapisan kerak bumi ini meliputi beberapa oksidasi berikut :
 SiO2      =   61,9 %
Al2O3      =   15,6 %
CaO       =   5-7  %
MgO      =   3,1  %
Na2O     =   3,1  %
K2O       =   2,9  %
Fe2O3      =   2,9  %
TiO2       =  < 1 %
P2O5      =  < 1  %
MnO    =  < 1 %

Berdasarkan indikasi kecepatan gelombang gwmpa, kerak bumi bagian bawah ditafsirkan sebagai batuan gabro ( basa). Namun, jika dilihat dari suhu dan tekanan pada kerak bumi bagian bawah, gabro tidak mungkin dapat terbentuk. Pada tekanan tinggi ia akan berubah menjadi batuan yang disebut eklogit, namun dalam keadaan demikian batuan ini memiliki densitas terlalu tinggi untuk kerak bumi. Kesimpulannya, besar kemungkinan pada bagian bawah kerak bumi komposisi kimia batuannya tergolong menengah, karena suhu dan tekanan tinggi menjadikan batuan memiliki densitas tinggi.
Selanjutnya, kerak bumi yang terdapat pada daerah benua ke samudera, bagian bawahnya yang berkomposisi basa akan menipis dan menerus, sementara bagian atas yang berkomposisi asam akan menipis dan menghilang. Contoh batuan yang diambil dari pengeboran di laut menunjukan batuan basalt dengan sebagian kecil serpentinit dan batuan ultrmefik lain. Basalt yang dijumpai disini kurang mengandung kalium, tapi kaya akan aluminium jika dibandingkan dengan batuan basalt yang dijumpai di permukaan bumi. Batuan ini disebut tolcit samudera.

Permukaan kerak bumi tampak dalam berbagai bentuk, antara lain gunung api, pegunungan, samudera, dataran, dan sebagainya. Beberapa hipotesis yang mencakup terjadinya bentuk morfologi tersebut di uraikan sebagai berikut.

1.      Bumi statis – yaitu bumi yang sudah ada sesuai dengan bentuknya yang sekarang ini, sementara erosi dan pengendapan hanya sedikit mengubah bentuk yang telah ada.
2.      Bumi mengembang – hipotesis ini berpijak pada kenyataan bahwa bumi semakin panas sehingga menjadi membesar. Akibatnya, kulit bumi yang kaku dan tipis menjadi terpecah pecah karena membesarnya bumi. Hasil yang kita peroleh adalah bentuk permukaan bumi seperti yang sekarang ini.  
3.      Bumi menyusut – berlawanan dengan butir 2, diperkirakan bumi menjadi semakin dingin sehingga bumi menyusut. Penyusutan tersebut menyebabkan bagian luar bumi berlekuk-lekuk yang membentuk berbagai kenampakan morfologi seperti sekarang ini.
4.      Bumi berdenyut – hipotesis ini adalah kombinasi dari hipotesis butir 2 dan 3, yaitu bumi mengembang dan menyusut seperti berdenyut. Akibat proses ini diperkirakan kemungkinan terjadinya bentuk morfologi bumi seperti sekarang ini.
5.      Tektonik lempeng – teknologi maju yang khususnya berkaitan dengan geofisika memungkinkan para ahli kebumian mempelajari lantai samudera, sifat gaya berat dan magnetic bumi, serta sifat fisik batuan kerak bumi lainnya. Hasilnya adalah perkembangan teori baru berdasarkan model lempengan yang dikenal sebagai teori tektonik lempeng. Teori ini berpijak pada hipotesis bahwa kerak bumi terdiri atas beberapa lempengan kaku (litosfer). Lempengan tersebut  terus bergerak sehingga bertubrukan satu sama lain, saling menjauh/berpapasan. Pergerakan ituterjadi karena lempengan ini seolah-olah mengambang pada bahan yang plastis (asterosfer). Sementara itu, di daerah yang saling menjauh (punggung tengah samudera), lempengan ini mengalirkan lava ke atas dan mendorong ke arah yang berlawanan sehingga lempengan yang mengapung tadi bergerak berlawanan pula. Daerah ini disebut pemekaran lantai samudera. Jika terjadi tubrukan dengan lempengan lainnya terjadilah berbagai bentuk gunungapi, pegunungan, palung, dan sebagainya. Di daerah yang berpapasan terjadilah sesar transform. Pergerakan lempeng tadi juga dipengaruhi oleh adanya arus konveksi di mantel atas.

Ø  Selubung bumi
Selubung adalah lapisan di dalam bumi,mlai dari bidang dikontinu moho hingga kedalaman 2900 km. hingga saat ini belum ada batuan yang secara pasti dianggap mewakili batuan dari selubung. Meskipun demikian, diduga batuan di sini terdiri atas batuan ultramefik yang banyak mengandung olivin dan sedikit piroksen. Batuan ini dijumpai berupa zenolit yang trperangkap dalam aliran magma yang keluar kepermukaan bumi. Namun, harus diketahui bahwa selama perjalanan keluar ke permukaan bumi, batuan tersebut telah mengalami berbagai perubahan.

Hasil kajian gelombang gempa menunjukkan bahwa lapisan selubung terdiri atas tiga bagian. Bagian paling atas hingga kedalaman 200 km memiliki ciri perubahan kecepatan gelombang gempa yang berangsur melemah. Lapisan lengah, antara 200 km hingga 700 km, dapat dilihat dari perubahan kecepatan gelombang gempa yang lebih bermakna. Lapisan terdalam, antara 700 km hingga 2900 km, mencakup kedua ciri sebelumnya secara menerus. Bila dibandingkan dengan jari jari bumi, tebal lapisan selubung hanya kurang dari separuhnya, namun isinya mencakup 83 % isi bumi. Kecepatan gelombang gempa yang tinggi pada zona selubung ini mengarah pada batuan dengan rigiditas tinggi dan densitas tinggi. Batuan ini mungkin sesuai dengan piroksenit atau dunit. Selain itu, tampak bahwa gempa dangkal (<60 km) lebih sering terjadi, sementara gempa menengah dan gempa dalam jauh lebih jarang terjadi.

Lapisan yang paling rapuh di bagian kerak bumi disebut litosfer dengan aktivitas gempa yang tinggi, sedangkan lapisan bagian atas selubung yang plastis disebut sebagai astenosfer. Ini menerangkan gejala gempa yang di bahas di atas. Atau dapat pula di yakini hipotesis yang menyatakan bahwa batuan tadi komposisinya sama, namun sifat fisiknyaberbeda. Jika kita berasumsi demikian, maka batuan dibagian atas selubung akan sama dengan batuan dibagian bawah kerak dengan densitas berbeda. Batuan semacam ini ialah eklogit yang terdiri atas mineral garnet dan piroksen yang komposisi kiminya sama dengan basalt, namun densitasnya lebih tinggi (3.5 gr/cc dibandingkan dengan gabro atau basalt 3.0 gr/cc). di bawah lapisan ini ditafsirkan terdapat batuan ultramefik dengan kandungan gabro:dunit sebagai 1:3. Batuan ini disebut pirolit dengan densitas mencapai 3,9 gr/cc. lebih kedalam lagi ditafsirkan terdapat batuan homogen yang terdiri atas silikat bermagnesium dan besi.

Ø  Inti bumi
Inti bumi dimulai dari bidang diskontinu Gutenberg, mulai dari kedalaman 2900 km hingga ke pusat bumi pada kedalaman 6371 km. karena kedalamannya yang besar ini, kajian terinci mengenai pusat bumi juga masih jauh dari jangkauan manusia. Kajian terutama dapat dilakukan melalui gelombang gempa.

Batas antara selubung dan inti bumi sudah dapat diperkirakan karena adanya perbedaan densitas yang mendadak, yaitu dari 5,5 gr/cc menjadi 10 gr/cc yang mewakili lapisan inti bagian atas, sedangkan bagian dalam memiliki densitas sekitar 13 gr/cc. isi inti bumi kira-kira mencakup 16 % dari isi bumi secara keseluruhan. Perjalanan gelombang gempa menunjukkan adanya zona yang tidak dapat merambatkan gelombang S yang memiliki ciri tidak dapat merambat dalam cairan. Oleh karena itu, diperkirakan inti bumi bersifat cair.

Setelah melalui inti bumi, gelombang gempa hanya tinggal gelombang P saja. Pada kedalaman 5150 km, gelombang P menunjukkan adanya perubahan yang mendadak. Batas ini ditafsirkan sebagai batas antara inti bagian luar dan inti bagian dalam yang diduga bersifat padat. Ini dijelaskan hanya dari  meningkatnya kecepatan gelombang kompresi P.

Komposisi kimia inti bumi dianggap terdiri atas besi dan nikel. Anggapan ini berdasarkan pengetahuan manusia tentang meteroit, yaitu batuan dari angkasa yang jatuh ke bumi, yang terdiri atas batuan dengan kandungan besi dan nikel sebesar 6%. Selain besi dan nikel, sesuai dengan perhitungan densitasnya, inti bumi diduga mengandung sulfat atau karbon atau magnesium oksida sehingga densitasnya lebih rendah. Ada ahli yang berpendapat bahwa setelah bumi terbentuk, silikat berubah menjadi silicon. Jadi, inti bumi terdiri atas 20% sikon dan sisanya besi dan nikel. Semua perkiraan ini didasari perhitungan densitas yang sesuai.       


  
               - Djoko Santoso||pengantar Teknik Geofisika (bab II - pembentukkan & struktur dalam                           bumi)

                                                                

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGANTAR METODA GRAVITASI

GRAVITASI BUMI

METODE SEISMIk