METODA ELEKTROMAGNETIK



Metode elektromagnetik merupakan salah satu metode geofisika yang sering digunakan untuk berbagai macam keperluan. Beberapa aplikasi metode ini diantaranya adalah deteksi gas hidrat (Weitemeyer, dkk., 2011), klasifikasi reservoir hidrokarbon potensial (Houck, 2012), pemetaan distribusi fluida dalam reservoir (Marsala, dkk., 2013), dan identifikasi sebaran pupuk pada lahan pertanian (Kuseno, dkk., 2014).

Dalam penentuan posisi cebakan air tanah (akuifer), dapat diidentifikasi dengan metode elektromagnetik. Sharma (1997) menyatakan bahwa metode EM sangat efektif untuk memisahkan objek yang memiliki perbedaan konduktifitas yang signifikan terhadap lingkungan sekitarnya pada kondisi overburden mass (lapisan penutup) yang relative dangkal. Akuifer merupakan objek yang memiliki perbedaan konduktifitas signifikan terhadap limgkungannya, sehingga metode EM dapat digunakan untuk mendeteksi posisi akuiver.

Induksi medan magnet

Survey elektromagnetik pada dasarnya diterapkan untuk mengetahi respon bawah permukaan menggunakan perambatan gelombang elektromagnetik yang terbentuk akibat adanya arus bolak-balik dan medan magnetic. Medan magnet primer dihasilkan oleh arus bolak-balik yang melewati sebuah kumpulan yang terdiri dari lilitan kawat. Respon bawah permukaan berupa medan magnet sekunder dan resultan medan terdeteksi sebagai arus bolak-balik yang menginduksi arus listrik pada koil penerima (receiver) sebagai akibat adanya induksi medan magnetic (Kearey, dkk., 2002).

Medan magnet primer dihasilkan dengan melewatkan arus AC melalui kumparan kawat pada transmitter. Medan magnet primer akan merambat di atas dan di bawah permukaan tanah. Jika terdapat material konduktif di bawah permukaan, medan magnet primer yang berubah terhadap waktu akan menginduksi material tersebut sehingga muncul rotasi medan listrik (Arus Eddy). Kemudian medan listrik tersebut akan membangkitkan medan magnet sekunder yang akan terdeteksi oleh receiver. Receiver juga mendeteksi medan magnet primer (medan yang dideteksi oleh receiver adalah kombinasi dari primer dan sekunder yang berbeda dalam fase dan amplitudo). Setelah kompensasi untuk bidang utama (yang dapat dihitung dari posisi relatif dan orientasi dari kumparan), baik besaran dan fase relatif bidang sekunder dapat diukur. Perbedaan dalam bidang resultan dari primer memberikan informasi tentang geometri, ukuran dan sifat listrik dari konduktor bawah permukaan (Kearey, dkk., 2002).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGANTAR METODA GRAVITASI

GRAVITASI BUMI

METODE SEISMIk